Memory

Judul : Memory
Author: choiheejoong
Cast :
-Park dong hee
-Oh se hun
Length: Oneshot
Genre : Romance, Drama, sad
Note : jangan plagiat!

Cerita ini mungkin agak aneh karena ini oneshot dan aku baru pertama kali bikin ff oneshot, tolong dimaklumin, jadi silahkan menikmati ff ini. dan yang mau comment dimohon dengan cara baik-baik, no bash dan jangan nyepam. thanks. dan untuk typo mudah2an tidak ada.

Selamat membaca

********
Park dong hee pov

Aku berjalan-jalan di taman kota yang sangat ramai di datangi oleh para pasangan muda yang sedang berpacaran, menikmati angin awal musim semi. Aku melihat ada bangku taman yang kosong di bawah pohon rindang yang berada di tengah taman kota. Aku menghampiri bangku taman tersebut dan mendudukinya. Aku memejamkan mataku sambil menikmati angin awal musim semi yang menerpa wajahku. Tiba-tiba aku teringat akan kejadian 3 tahun yang lalu, kenangan dimana aku sedang duduk berdua di bangku yang berada di bawah pohon yang rindang di tengah taman kota bersama cinta pertamaku sampai akhirnya sesuatu hal yang menyedihkan terjadi.

~flashback~

Aku berjalan-jalan di taman kota bersama pacarku sambil berpegangan tangan, menikmati angin awal musim semi. Keadaannya sangat sepi karena taman ini belum terlalu terkenal, padahal taman ini sangat indah.

“Hun, aku kedinginan.” kataku sambil memeluk tangan sehun.

“Mana tanganmu? sini biar aku hangatkan.” kata sehun sambil menggenggam kedua tanganku dan mendekatkannya ke arah mulutnya. “haaahh.. haaaah… Udah mendingan?” tanya sehun masih menggenggam tanganku.

“Eoh. Makasih. Kau memang yang terbaik hun.” kataku sambil tersenyum hangat.

“hahahaha… sama-sama.” kata sehun sedikit tertawa mendengar pujianku.

Aku hanya tersenyum menjawabnya.

Cup

Sehun mencium tanganku dan memasukkannya ke dalam saku long coatnya dan kami mulai berjalan kembali. Wajahku mungkin sekarang agak memerah.

“Mmmm… Bagaimana kalau kubelikan minuman hangat?” tanya sehun masih sambil berjalan.

“Boleh” jawabku singkat.

“Mau coklat atau kopi?” tanya sehun lagi.

“Coklat.” kataku.

“Baiklah. Tunggu sebentar, kau duduklah dulu disitu sambil menungguku.” kata sehun sambil menunjuk sebuah bangku taman yang kosong dibawah pohon yang rindang berada di tengah taman kota.

“Mmmm… Baiklah. Tapi kau jangan lama-lama. Kaukan tau aku tak bisa lama-lama sendirian.” kataku dengan wajah ketakutan. Karena memang aku paling tidak bisa ditinggal sendirian.

“Iya. Aku akan segera kembali.” Kata sehun dan langsung pergi meninggalkanku.

“CEPATLAH!!!” kataku setengah berteriak saat melihat sehun sudah jauh.

Aku duduk di bangku taman yang tadi ditunjuk oleh sehun. Aku mengambil hpku dari dalam saku long coatku dan melihat-lihat apakah ada pesan yang masuk atau tidak sambil menunggu sehun. Tiba-tiba ada suara yang membuatku ketakutan.

“Hey cantik. Ngapain disini sendirian? disini dingin loh. Mending ikut saya aja menghangatkan diri.” kata seorang laki-laki yang tidakku kenal. Dia tidak sendirian ada temannya 3 orang. Akupun mulai merinding karena ketakutan.

“A-aku disini tidak sendirian, aku disini sedang menunggu pacarku. Jadi pergilah!” kataku sambil meredam rasa takutku.

“Aaaahhh jadi begitu. Tapi… pasti pacarmu itu masih lama mending ikut saya aja.” kata laki-laki tadi sambil memegang tanganku. Aku langsung menepisnya tapi gagal karena tenaganya jauh berbeda denganku. Aku melihat teman-temannya tertawa.

‘Sehun cepatlah datang!!!’ teriakku dalam hatiĀ 

“Lepaskan!!!” kataku masih sambil menepis tangannya walupun itu sia-sia.

“Ayo ikut saya saja.” Kata laki-laki itu mulai menarikku pergi. Akupun melawannya tak mau dibawa pergi.

“Lepaskan!!!”

Bug

Laki-laki tadi yang menarikku tersungkur jatuh ke tanah.

“Kau tidak apa-apa?” tanya sehun yang tiba-tiba datang. Dan ternyata yang memukul laki-laki yang mau membawaku pergi adalah sehun.

“Eoh. Aku baik-baik saja.” kataku langsung memeluk sehun.

Sehunpun membalas pelukanku. Dan tiba-tiba dia memutar badanku. Dan…

Jleb

laki-laki tadi menusuk sehun di punggung bagian bawah yang kanan. Laki-laki tersebut mencabut pisaunya dan menjatuhkan pisaunya dan langsung pergi meninggalkan kami berdua di taman yang sepi ini. Tubuh sehun lemas dan terjatuh.

“Sehun! Kau baik-baik saja? Bertahanlah!!” kataku sambil memegang bekas tusuk yang tadi. walau ku tau itu tidak baik-baik saja. Aku tak tahan melihat sehun seperti ini dan akhirnya akupun menangis. “Tolong!!!!!” teriakku meminta pertolongan tapi sepertinya sia-sia karena disini sangat sepi.

“Heeyy dong hee yaa. Jangan menangis. Sudah kau tak usah berteriak ntar suaramu habis.” Kata sehun tersenyum sambil menahan sakit dan juga menghapus air mataku yang mengalir di pipiku memakai jarinya.

“Tapi kau…” kataku tersendat karena menangis.

“Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Kau berteriakpun sia-sia saja disini sepi.” Kata sehun sambil mengelus pipiku.

“Tapi…” kataku terpotong karena jari telunjuknya ditempelkan mulutku.

“Tidak apa-apa. Dan Kau hidup berbahagialah walau aku tak ada disampingmu, makan yang teratur, tidur juga jangan malam-malam, dan carilah pasangan hidupmu agar kau tak sendirian jangan menungguku terus yang sudah tidak ada, dan juga kau jangan menangisiku terus saat aku sudah di kubur nanti ntar kantung matamu muncul dan kau tidak cantik lagi nanti kau tak bisa menemukan pasangan hidupmu.” kata sehun masih sambil tersenyum dan mengelus pipiku.

Aku tak menjawabnya, aku hanya terus menangis. Tangan kiriku memegang tangan kanannya dan mengelusnya seperti dia mengelus wajahku.

“Dong hee ya. Aku akan menjagamu dari sana jadi jangan khawatir. Dan sudah jangan nangis mulu kau jelek bila kau menangis.” katanya masih sama seperti tadi.

Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya.

“Aku mencintaimu.” kata sehun.

“Aku juga mencintaimu.” kataku membalas ucapannya.

Setelah aku membalas ucapannya, dia tersenyum makin lebar sambil memejamkan matanya, tangannya terasa makin dingin dan tak bertenaga lagi, kemudian tangan yang mengelus pipiku jatuh. Dan aku sadar sehun sudah tidak ada lagi di dunia ini. Akupun hanya bisa menangis.

~flashback_end~

Aku meneteskan air mata, setelah teringat kejadian 3 tahun yang lalu itu. Karena kalau makin lama disini makin membuatku sedih jadi aku memutuskan melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda tadi. Akupun bangkit dan mulai berjalan meninggalkan kawasan ini.

Sehun kau disana baik-baik sajakan, aku merindukanmu.’ batinku.

END

huaaaa maaf kalo gaje dan maaf juga kalo feelnya gak dapet. tapi terima kasih sama yang udah baca ff oneshot ini. kalau yang mau comment silahkan dan yang gak mau comment silahkan, tapi sebaiknya comment agar author bisa memperbaiki apa yang kurang dari ff author. tapi inget yang comment tetep dengan cara baik2, jangan nyepam sama no bash. terima kasih.

This entry was posted in drama, oneshot, romance, sad and tagged , , , . Bookmark the permalink.

4 Responses to Memory

  1. Takoparfait says:

    Um… ntahlah… aku speechless bacanya… eh, kenapa donghee nggak telpon ambulans aja?

    Like

  2. choiheejoong says:

    makasih udah komen

    Like

  3. Hmm… entah lah yaa. Apa si donghee panik banget sampe gak bisa berpikir jernih? Bye Author~ wkwk

    Like

Leave a comment